BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Geostrategi merupakan masalah penting bagi setiap bangsa
baik pada masa lampau, kini, manapun mendatang. Geostrategi menjadi sangat
penting karena setiap bangsa yang telah menjadi negara membutuhkan strategi
dalam memanfaatkan wilayah negara sebagai ruang hidup nasional untuk menentukan
kebijakan, sarana dan sasaran perwujudan kepentingan dan tujuan nasional
melalui pembangunan sehingga bangsa itu tetap eksis dalam arti ideologis,
politis, ekonomis, sosial budaya Hankam.
Pembukaan UUD 1945 memberikan amanat kepada para
penyelenggara negara agar dalam hidup berbangsa dan negara dalam lingkup
nasional diuraikan untuk mewujudkan upaya melindungi segenap Bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Geostrategi Indonesia pada dasarnya adalah strategi nasional
Bangsa Indonesia dalam memanfaatkan wilayah negara Republik Indonesia sebagai
ruang hidup nasional guna merancang arahan tentang kebijakan, sarana dan
pembangunan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional tersebut diatas.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Konsepsi “Ketahanan
Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi
geografi negara untuk menentukan kebijakan, tujuan, sarana-sarana untuk
mencapai tujuan nasional, geostrategi dapat pula dikatakan sebagai pemanfaatan
kondisi lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik. Sedangkan Geostrategi
Indonesia merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi Negara
Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan dan sarana-sarana.
Suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi Negara dalam
menentukan kebijakan, tujuan, sarana utk mencapai tuj-nas (pemanfaatan kondisi
lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik). Geostrategi Indonesia diartikan
pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana yang
diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945. Ini diperlukan utk mewujudkan dan
mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakst majemuk dan heterogen
berdasarkan Pemb dan UUD 1945.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan
Nasional. Geostrategi Indonesia tiada lain adalah ketahan nasional Ketahanan
Nasional mrpk kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi
dan mengatasi segala ATHG baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang
langsungg maupun tidak langsug membahayakan integritas, identitas, kelangsungan
hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional. Tannas
diperlukan bukan hanya konsepsi politik saja melainkan sebagai kebutuhan dalam
menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintah, seperti Law and order, Welfare
and prosperity, Defence and security, Juridical justice and social justice,
freedom of the people.
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui bagaimana geostrategi Indonesia dalam melindungi
negaranya dan memaparkan contoh nyata atas konflik yang terjadi akibat
geostrategic dala suatu Negara.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian geostrategi dan
geostrategi Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan konsep
geostrategi Indonesia?
3. Bagaimana pekembangan konsep
pengertian Tannas?
4. Bagaimana hakikat ketahanan
nasional?
5. Bagaimana sifat – sifat ketahanan
nasional itu?
6. Bagaimana konsepsi dasar ketahanan
nasional?
7. Bagaimana hubungan geopolitik dengan
geostrategi Indonesia?
8. Bagaimana komponen dan hubungan
strategi astagatra?
9. Bagaimana geostrategi Indonesia
dalam kepentingan teritorial?
10. Berikan contoh permasalahan
geostrategi yang pernah terjadi di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Geostrategi dan
Geostrategi Indonesia
Geostrategi
merupakan masalah penting bagi setiap bangsa baik pada masa lampau, kini,
manapun mendatang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap bangsa yang
telah menjadi negara membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara
sebagai ruang hidup nasional untuk menentukan kebijakan, sarana dan sasaran perwujudan
kepentingan dan tujuan nasional melalui pembangunan sehingga bangsa itu tetap
eksis dalam arti ideologis, politis, ekonomis, sosial budaya Hankam.
Pembukaan
UUD 1945 memberikan amanat kepada para penyelenggara negara agar dalam hidup
berbangsa dan negara dalam lingkup nasional diuraikan untuk mewujudkan upaya
melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Geostrategi Indonesia pada dasarnya adalah strategi nasional
BangsaIndonesia dalam memanfaatkan wilayah negara Republik Indonesia sebagia
ruang hidup nasional guna merancang arahan tentang kebijakan, sarana dan
pembangunan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional tersebut diatas.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Konsepsi “Ketahanan Nasional”.
1.
Pengertian Geostrategi
Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara
untuk menentukan kebijakan, tujuan, sarana-sarana untuk mencapai tujuan
nasional, geostrategi dapat pula dikatakan sebagai pemanfaatan kondisi
lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik.
2.
Pengertian Geostrategi Indonesia
Merupakan strategi dalam
memanfaatkan konstelasi geografi Negara Indonesia untuk menentukan kebijakan,
tujuan dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia.
Geostrategi Indonesia member arahan tentang bagaimana merancang strategi
pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman dan sejahtera.
Oleh karena itu Geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk
kepentingan politik dan peran tetapi untuk kepentingan kesejahteraan dan
keamanana.
B. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia
Pada awalnya pengembangan awal
geostrategi Indonesia digagas Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD)
Bandung tahun 1962. Isi konsep geostrategi Indonesia yang terumus adalah
pentingnya pengkajian terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan
Indonesia yang ditandai dengin meluasnya pengaruh Komunis. Geostrategi
Indonesia pada waktu itu dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan dan
membangun kemampuan teritorial dan kemampuan gerilya untuk menghadapi ancaman
komunis di Indocina.
Pada tahun 1965-an lembaga ketahanan
nasional mengembangkan konsepgeostrategi Indonesia yang lebih maju dengan
rumusan sebagai berikut: Bahwa geostrategi Indonesia harus berupa sebuah konsep
strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga untuk
mengembangkankekuatan nasional dalam menghadapi dan menangkal ancaman,
tantangan,hambatan, dan gangguan, baik bersifat internal maupun eksternal.
Gagasan iniagak lebih progresif, tapi tetap terlihat konsep geostrategi
Indonesia barusekadar membangun kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan
penangan bahaya.
Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan
Nasional terus melakukan pengkajian tentang geostrategi Indonesia yuug lebih
sesum dengan kanslcltwi Indonesia, Pada era itu konsepsi geostrategi Indonesia
dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional dengan
pendekatan keamanan dalam kesejahteraan untuk menjaga identitas kelangsungan
scrta integritas nasional schingga tujuan nasional clapat tcrcapai.
Terhitung mulai tahun 1974
gcostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bcntuk rumusan ketahanan
nasional sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam pcmbangunan
nasional.
Pengembangan konsep geostrategi
Indonesia bahkan juga dikembangkan oleh negara-ncgara yang lain dengan
bcrtujuan:
a. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional, baik yang berbasis pada aspek ideologi, politik, sosial budaya, dan hankam, maupun aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian dan cksistensi hidup negara dan bangsa dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia dalam:
a. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional, baik yang berbasis pada aspek ideologi, politik, sosial budaya, dan hankam, maupun aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian dan cksistensi hidup negara dan bangsa dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia dalam:
1. menegakkan hukum dan ketertiban (law
and order)
2. terwujudnya kesejahteraan dan
kemakmuran (welfare and prosperity);
3. terselenggaranya pertahanan dan
keamanan (defense and
prosperity);
4. terwujudnya keadilan hukum dan
keadilan sosial (yuridical justice and social justice);
serta
5. tersedianya kesempatan rakyat untuk
mengaktualisasikan diri (freedom of the people).
Geostrategi Indonesia sebagai pelaksanaan geopolitik Indonesia memiliki dua sifat pokok sebagai berikut.
Geostrategi Indonesia sebagai pelaksanaan geopolitik Indonesia memiliki dua sifat pokok sebagai berikut.
a. Bersifat daya tangkal. Dalam
kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan,
geostrategi Indonesia ditujukan menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, serta eksistensi bangsa dan negara Indonesia,
geostrategi Indonesia ditujukan menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, serta eksistensi bangsa dan negara Indonesia,
b. Bersifat
developmental/pengembangan, yaitu pengembangan potensi kekuatanbangsa dalam
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam sehingga tercapai
kesejahteraan rakyat.
C. Perkembangan Konsep Pengertian
Tannas
1) Gagasan Tannas oleh Seskoad tahun 1960-an.
Tannas adalah pertahanan wilayah oleh seluruh rakyat.
2) Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1963-an.
Tannas adalah keuletan dan daya tahan nasional dalam menghadapi segala kekuatan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung ataupun tidak langsungmembahayakan kelangsungan negara dan bangsa Indonesia.
3) Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1969-an.
Tannas adalah keuletan dan daya tahan nasional dalam menghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa Indonesia.
4) Gagasan Tannas berdasar SK Menhankam/Pangab No. SKEP/1382/XII/1974.
Ketahanan Nasional adalah merupakan kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, dan tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang langsung ataupun tidak langsung, membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan nasional.
5) Gagasan Tannas menurutGBHN 1978-1997.
Tannas adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondis tiap aspek kehidupan bangsa dan negara.
1) Gagasan Tannas oleh Seskoad tahun 1960-an.
Tannas adalah pertahanan wilayah oleh seluruh rakyat.
2) Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1963-an.
Tannas adalah keuletan dan daya tahan nasional dalam menghadapi segala kekuatan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung ataupun tidak langsungmembahayakan kelangsungan negara dan bangsa Indonesia.
3) Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1969-an.
Tannas adalah keuletan dan daya tahan nasional dalam menghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa Indonesia.
4) Gagasan Tannas berdasar SK Menhankam/Pangab No. SKEP/1382/XII/1974.
Ketahanan Nasional adalah merupakan kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, dan tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang langsung ataupun tidak langsung, membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan nasional.
5) Gagasan Tannas menurutGBHN 1978-1997.
Tannas adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondis tiap aspek kehidupan bangsa dan negara.
D. Hakikat Ketahanan
Nasional
Pada hakikatnya Ketahanan Nasional
adalah kemampuan dan ketangguhai suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan
hidupnya menuji kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan nasional ini bergantung
pad kemampuan bangsa dan seluruh warga negara dalam membina aspe alamiah serta
aspek sosial sebagai landasan penyelenggaraan kehidupan nasional di scgala
bidang. Kctahanan Nasional inengandung makna kcutuhan scmua potensi yang
terdapat dalam wilayah nasional, baik fisik maupun sosial, serta memiliki
hubungan erat antargatra di dalamnya secara komprehcnsif integral. Kelemahan
salah satu bidang akan mengakibatkan kelemahan bidang yang lain, yang dapat
memengaruhi kondisi
kcscluruhan.
E. Sifat – Sifat Ketahanan Nasional
Untuk
mewujudkan Ketahanan Nasional, dilaksanakan dengan mengelola dan
menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan terhadap sistem kehidupan nasional.
Sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara, metode pendekatan dan pengkajian Ketahanan Nasional terdiri atas
pendekatan keamanan dan pendekatan kesejahteraan.
Sifat-sifat
Ketahanan Nasional adalah sebagai berikut :
1.
Manunggal
Dalam
membangun Ketahanan Nasional adanya kesatuan yang bersifat
komprehensif-integral antara trigatra dan pancagatra. Sifat integrative tidak
mempunyai arti mencampuradikan semua aspek sosial secara begitu saja, tetapi
integrasi dilaksanakan secara serasi, seimbang, dan harmonis.
2. Mawas
ke Dalam
Geostrategi/Ketahanan
Nasional ditujukan ke dalam diri bangsa dan Negara sendiri karena bertujuan
untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya.
3.
Kewibawaan
Geostrategi/Ketahanan
Nasional bertujuan untuk mewujudkan kewibaan nasional, dan harus diperhitungkan
oleh pihak lain.
4. Berubah
menurut Waktu
Geostrategi/Ketahanan
Nasional bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi
bangsa.
5. Tidak
Membenarkan Sikap Adu Kekuasaan dan Adu Kekuatan Konsepsi Ketahanan Nasional
dapat dipandang sebagai suatu alternative lain dari konsepsi yang mengutamakan
penggunaan adu kekuasaan dan adu kekuatan yang masih dianut oleh negara-negara
maju pada umumnya.
6. Percaya
pada Diri Sendiri
Geostrategi/Ketahanan
Nasional dikembangkan dan ditingkatkan berdasarkan sikap mental percaya pada
diri sendiri. Suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat harus percaya dan yakin,
bahwa ia dapat mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri dengan baik dan tidak
tergantung kepada bantuan luar. Andai kata diperlukan bantuan, maka hal
tersebut bersifat komplementer.
7. Tidak
Tergantung pada Pihak Lain Geostrategi/Ketahanan Nasional dibangun dan
dikembangkan atas dasar kemampuan sendiri dengan memanfaatkan segenap aspek
kehidupan nasional. Pengembangan kemampuan nasional dalam meningkatkan daya
saing bangsa diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak lain. Walaupun
kebanyakan negara berkembang merupakan bekas daerah jajahan dan masih
dipengaruhi mental kolonial dan rasa tergantung kepada bekas penjajahannya.
F. Konsepsi Dasar Ketahanan
Nasional
1. Model Astagatra
Model ini merupakan perangkal hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Model yang dikcmbangkan olch Lemhanas ini menyimpulkan adanya 8 unsur aspek kehidupan nasional yaitu:
Model ini merupakan perangkal hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Model yang dikcmbangkan olch Lemhanas ini menyimpulkan adanya 8 unsur aspek kehidupan nasional yaitu:
a)
Aspek Trigatra Kehidupan
Alamiah:
(1) Gatra letak dan kedudukan geograH;
(2) Gatra keadaan dan kekayaan alam; serta
(3) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk.
b) Aspek Pancagatra Kehidupan Sosial:
(1) Gatra Ideologi,
(2) Gatra Politik,
(3) Gatra Ekonomi,
(4) Gatra Sosial Budaya, dan
(5) Gatra Pertahanan Keamanan.
(1) Gatra letak dan kedudukan geograH;
(2) Gatra keadaan dan kekayaan alam; serta
(3) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk.
b) Aspek Pancagatra Kehidupan Sosial:
(1) Gatra Ideologi,
(2) Gatra Politik,
(3) Gatra Ekonomi,
(4) Gatra Sosial Budaya, dan
(5) Gatra Pertahanan Keamanan.
2. Model
Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra cukup banyak. Bila model Lemhanas berevolusi dari obst empiris perjalanan perjuangan bangsa, maka model ini ditun secara analitis. Dalam analisisnya, Morgenthau menekankan pentii kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan negara-r lain. Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan mendapatkan power position dalam satu kawasan. St konsekuensinya, maka terdapat advokasi untuk memp power position sehingga muncul strategi ke arah balancedp
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra cukup banyak. Bila model Lemhanas berevolusi dari obst empiris perjalanan perjuangan bangsa, maka model ini ditun secara analitis. Dalam analisisnya, Morgenthau menekankan pentii kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan negara-r lain. Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan mendapatkan power position dalam satu kawasan. St konsekuensinya, maka terdapat advokasi untuk memp power position sehingga muncul strategi ke arah balancedp
3.
Model Alfred Thayer
Mahan
Mahan dalam bukunya "The Influence Seapower on H mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
a) Letak geografi
b) Bentuk atau wujud bumi
c) Luas wilayah
d) Jumlah penduduk
e) Watak nasional atau bangsa
f) Sifat pemerintahan
Mahan dalam bukunya "The Influence Seapower on H mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
a) Letak geografi
b) Bentuk atau wujud bumi
c) Luas wilayah
d) Jumlah penduduk
e) Watak nasional atau bangsa
f) Sifat pemerintahan
4.
Model
Cline
Cline mclihat suatu ncgara dari luar sebagaimana dipersepsikan olch negara lain. Baginya hubungan antarnegara pada hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya, termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya.
Menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik yang wilayahnya besar dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya, suatu negara dengan wilayah yang besar, tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun berteknologi maju.
Cline mclihat suatu ncgara dari luar sebagaimana dipersepsikan olch negara lain. Baginya hubungan antarnegara pada hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya, termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya.
Menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik yang wilayahnya besar dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya, suatu negara dengan wilayah yang besar, tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun berteknologi maju.
G. hubungan geopolitik dengan
geostrategi Indonesia
Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual,
geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut
Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. sedangkan geostrategi
Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada
perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan
strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan
defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan
adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan
maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah
dari berbagai ancaman. Selain itu hubungan geopolitik dan geostrategi terdapat
dalam astra gatra
Komponen strategi astra gatra TRI GATRA (tangible) bersifat
kehidupan alamiah Letak geografi Negara *Keadaan dan kekayaan alam (flora,
fauna, dan mineral baik yang di atmosfer, muka maupun perut bumi) dikelola
denga dasar 3 asas: asas maksimal, lestari, dan daya saing.
Keadaan dan kemampuan penduduk (jumlah, komposisi, dan
distribusi) Pancagatra (itanggible) kehidupan sosial IDEOLOGI → Value system
POLITIK → Penetapan alokasi nilai di sektor pemerintahan dan kehidupan
pololitik masyarakat.
Sistem
politik harus mampu memenuhi lima fungsi utama :
a) Usaha mempertahankan pola, struktur, proses politik
b) Pengaturan & penyelesaian pertentangan / konflik
c) Penyesuaian dengan perubahan dalam masyarakat
d) Pencapaian tujuan
e) Usaha integrasi
a) Usaha mempertahankan pola, struktur, proses politik
b) Pengaturan & penyelesaian pertentangan / konflik
c) Penyesuaian dengan perubahan dalam masyarakat
d) Pencapaian tujuan
e) Usaha integrasi
1)
EKONOMI (SDA, Tenaga kerja, Modal,
Teknologi)
2)
SOSBUD (Tradisi, Pendidikan,
Kepemimpinan nas, Kepribadian nasional.
H.
Komponen dan Hubungan Strategi
Astagatra
Komponen
ini adalah komponen strategi yang terdiri atas delapan gatra (aspek). Delapan
gatra (aspek) ini dapat diklasifikasi dalam dua bagian yang meliputi :
1.
Trigatra
Adalah
komponen yang bersifat alamiah (tetap). Komponen ini meliputi tiga
unsur
yaitu :
a. Aspek
GeografiIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Aspek
geografi adalah aspek yang berkaitan dengan letak kondisi bumi di mana negara
berada. Pengaruh letak geografi terhadap politik melahirkan geopolitik (wawasan
nusantara) dan geostrategi (ketahanan nasional) Beberapa wawasan nasional yang
tumbuh karena pengaruh geografi adalah seperti :
1) Wawasan benua adalah cara pandang
negara yang dilandasi lingkungan negara yang serba daratan (benua) atau yang
dikanal dengan Land Locked Contry.
2) Wawasan bahari adalah cara
pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi negara yang bersifat archipelago,
tetapi negaranya sendiri bersifat daratan.
3) Wawasan dirgantara adalah cara
pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi wilayah dirgantara yang strategis
bagi penempatan GSO (Geo Stationary Orbit).
4) Wawasan kombinasi adalah cara
pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi geografis negara yang memiliki
wilayah daratan, lautan, dan udara yang strategis (relative berimbang) Dalam
kaitan dengan wawasan nasional di atas, negara Indonesia dapat dikategorikan
sebagai negara kesatuan yang menganut wawasan kombinasi atau wawasan nusantaa.
b. Sumber
Daya Alam
Kekayaan
alam yang terkandung dalam sumber daya alam (SDA) Indonesia dapat dibagi tiga
golongan, yaitu :
1) Hewani (fauna) adalah sumber daya
alam yang menjadi sumber bahan makanan yang berasal dari binatang (hewan)
2) Nabati (flora) adalah sumber daya
alam yang dapat menjadi sumber bahan makanan yang berasal dari unsur
tumbuh-tumbuhan.
3) Mineral (tambang) adalah sumber
daya alam yang memiliki nilai tambah bagi devisa negara yang berasal dari
eksplorsi dalam bumi.
Pola dasar
pengelolaan sumber daya alam di atas, dilakukan berdasarkan pada asas.
1) Maksimal, yaitu prinsip
pengelolaan sumber daya manusia secara menyeluruh dan sungguh-sungguh oleh
seluruh elemen bangsa dan Negara.
2)Lestari, yaitu prinsip pengelolaan
SDA yang mengutamakan kelangsungan lingkungan hidup secara berkelanjutan (substainable).
3) Daya saing, yaitu prinsip
pengelolaan SDA yang berorientasi pada kualitas dan kuantitas yang bisa
memiliki daya saing dengan produk SDA negara asing (luar negeri) Untuk
mengatasi kesejangangan (gap) antara potensi SDA dengan penduduk, maka
diupayakan:
1)
Menyusun pola pengelolaan SDA
2)
Mengembangkan IPTEK
3) Membina
kesadaran nasional
4)
Mengadakan program pembangunan yang serasi
5)
Mengadakan pembentukan modal yang cukup
6)
Menciptakan daya beli konsumen yang cukup
c. Keadaan
dan Kemampuan Penduduk
Penduduk
adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa
melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut.
Masalah yang dihadapi dalam
kependudukan adalah meliputi :
1)Jumlah Penduduk. Hal yang menjadi
masalah dalam jumlah penduduk adalah makin meningkatnya jumlah penduduk yang
tidak memiliki kualitas, baik dirinya, masyarakat, dan negara.
2) Komposisi penduduk adalah susunan
penduduk menurut usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan pendidikan.
3) Distribusi penduduk. Hal yang
menjadi masalah dalam sipenduduk adalah penyebaran penduduk yang tidak merata
ke seluruh wilayah negara (tanah air)
2.
Pancagatra Komponen pancagatra adalah komponen yang meliputi lima aspek
Ketahanan Nasional dalam kehidupan sosial (intangible).Komponen
pancagatra meliputi :
a. Ketahanan di Bidang Ideologi
Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan pemahaman dan pengalaman nilai ideologi Pancasila yang dapat
menjadi landasan sikap dan perilaku untuk mengatasi segala ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam yang
membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila sebagai dasar falsafah dan
ideologi bangsa dan negara Indonesia.
b. Ketahanan Nasional di Bidang
Politik Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan kehidupan politik yang damai,
tertib, adil, jujur dan demokratis, serta tercipta stabilitas politik, yang
dapat untuk mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun
dari dalam negeri yang dapat membahayakan kelangsungan kehidupan bangsa dan
negara Indonesia.
c. Ketahanan Nasional di Bidang
Ekonomi
Ketahanan Nasional yang berintikan
tersedianya pangan, sandang, lapangan kerja, perumahan, menurunnya angka
kemiskinan sehingga dapat mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar
negeri maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan ekonomi
bangsa dan negara Indonesia.
d. Ketahanan Nasional di Bidang
Sosial dan Budaya
Ketahanan Nasional yang berintikan
tersedianya pendidikan murah dan berkualitas, hormat-menghormati, sopan santun,
beretika, dan bangga menjadi anak Indonesia. Melalui adanya ketahanan sosial
dna budaya diatas, diharapkan dapat menjadi saringan untuk mengatasi segala
ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang
membahayakan kelangsungan kehidupan sosial dan budaya bangsa dan negara
Indonesia.
e. Ketahanan Nasional di Bidang
Hankam
Ketahanan Nasional yang berintikan
adanya rasa aman, damai, tidak sengketa dengan bangsa dan negara lain, percaya
pada kemampuan sendiri. Melalui hal diatas, diharapkan mampu mengatasi segala
ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam yang membahayakan
kelangsungan kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa dan negara Indonesia.
Hubungan Komponen Strategi
Antargatra
Hubungan komponen strategi
antargatra dalam trigatra dan pancagatra, scrta antargatra itu sendiri terdapat
hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut hubungan (korelasi) dan
ketergantunga (inter dependency). Oleh karena itu, hubungan komponen strategi
dalai trigatra dan pancagatra tersusun secara utuh menyeluruh (komprehens
integral) di dalam komponen strategi astagatra.
I.
Geostrategi Indonesia dalam
Kepentingan Teritorial
Indonesia tentu patut mewaspadai perkembangan yang terjadi
terutama di kawasan Asia Pasifik. Sebab konsekuensi letak geografis Indonesia
di persilangan jalur lalu lintas internasional, maka setiap pergolakan
berapapun kadar intensitas pasti berpengaruh terhadap Indonesia. Apalagi jalur suplai
kebutuhan dasar terutama minyak beberapa negara melewati perairan Indonesia.
Jalur pasokan minyak dari Timur Tengah dan Teluk Persia ke Jepang dan Amerika
Serikat, misalnya, seIndonesiar 70% pelayarannya melewati perairan Indonesia.
Karenanya sangat wajar bila berbagai negara berkepentingan
mengamankan jalur pasokan minyak ini, termasuk di perairan nusantara, seperti,
Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar, Selat Ombai Wetar, dan
lain-lain. Pasukan Beladiri Jepang secara berkala dan teratur mengadakan
latihan operasi jarak jauh untuk mengamankan area yang mereka sebut sebagai
“life line,” yakni, radius sejauh 1000 mil laut hingga menjangkau perairan Asia
Tenggara. Hal yang sama juga dilakukan Cina, Australia, India, termasuk
mengantisipasi kemungkinan terjadi penutupan jalur-jalur vital tersebut oleh
negara-negara di seIndonesiarnya (termasuk Indonesia.)
Keberadaan Indonesia dipersilangan jalur pelayaran
strategis, memang selain membawa keberuntungan juga mengandung ancaman. Sebab
pasti dilirik banyak negara. Karena itu sangat beralasan bila beberapa negara
memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi di Indonesia.
Australia misalnya, sangat kuatir bila Indonesia mengembangkan kekuatan
angkatan laut, yang pada gilirannya dapat memperketat pengendalian efektif
semua jalur pelayaran di perairan nusantara.Penetapan sepihak selat Sunda dan
selat Lombok sebagai perairan internasional oleh Indonesia secara bersama-sama
ditolak oleh Amerika Serikat, Australia, Canada, Jerman, Jepang, Inggris dan
Selandia Baru. Tentu apabila dua selat ini menjadi perairan teritorial
Indonesia, maka semua negara yang melintas di wilayah perairan ini harus tunduk
kepada hukum nasional Indonesia, tanpa mengabaikan kepentingan internasional
J.
Contoh Permasalahan Geostrategi yang
Pernah Terjadi di Indonesia
Kasus timor- timur Angkatan
bersenjata Indonesia memasuki Timor Timur pada bulan Desember 1975 dan
kawasan ini menjadi satu dengan Republik Indonesia di tahun 1976.Hal ini
menyebabkan perdebatan di Australia. Di samping itu, kematian lima wartawan
Australia di Timor Timur di tahun 1975 telah menjadi perhatian masyarakat
Australia dan media. Namun pada akhirnya Australia mengakui kedaulatan
Indonesia atas Timor Timur secara de jure tahun 1979. Namun dinamika politik
dalam negeri Indonesia telah berubah secara dramatis dengan jatuhnya
Pemerintahan mantan Presiden Soeharto. Pada tanggal 30 Agustus1999, melalui
jajak pendapat, rakyat Timor Timur memilih merdeka (78.5%).Pengumuman hasil
pemilihan umum tersebut diikuti dengan kekerasan yang meluas oleh unsur-unsur
pro-integrasi.
Integrasi Timor Timur 1976 ketika
terjadi Revolusi Bunga di Portugal dan Gubernur terakhir Portugal di Timor
Leste, Lemos Pires, tidak mendapatkan jawaban dari Pemerintah Pusat di Portugal
untuk mengirimkan bala bantuan ke Timor Lesteyang sedang terjadi perang
saudara, maka Lemos Pires memerintahkan untuk menarik tentara Portugis yang
sedang bertahan di Timor Leste untuk mengevakuasi ke Pulau Kambing atau dikenal
dengan Pulau Atauro. Setelah itu
FRETILIN menurunkan bendera Portugal dan
mendeklarasikan Timor Leste sebagai Republik Demokratik Timor Leste pada
tanggal 28 November 1975. Menurut suatu laporan resmi dari PBB, selama berkuasa
selama 3 bulan ketikaterjadi kevakuman pemerintahan di Timor Leste antara bulan
September,Oktober dan November, Fretilin melakukan pembantaian terhadap sekitar
60.000 penduduk sipil (sebagian besarnya wanita dan anak – anak karena para
suami mereka adalah pendukung faksi integrasi dengan Indonesia). Berdasarkan
itulah, kelompok pro-integrasi kemudian mendeklarasikan integrasi dengan
Indonesiapada 30 November 1975 dan kemudian meminta dukungan Indonesia
untukmengambil alih Timor Leste dari kekuasaan FRETILIN yang berhaluan Komunis.
Tiga Kuburan Masal sebagai bukti
pembantaian FRETILIN terhadap pendukung integrasi terdapat di Kabupaten Aileu
(bagian tengah Timor Leste), masing-masing terletak di daerah Saboria, Manutane
dan Aisirimoun. Ketika pasukan Indonesia mendarat di Timor Leste pada tanggal 7
Desember 1975, FRETILIN memaksa ribuan rakyat untuk mengungsi ke daerah
pegunungan untuk dijadikan tameng hidup atau perisai hidup (human shields)
untuk melawan tentara Indonesia. Lebih dari 200.000 orang dari penduduk ini
kemudian mati di hutan karena penyakit dan kelaparan. Selain terjadinya korban
penduduk sipil di hutan,terjadi juga pembantaian oleh kelompok radikal FRETILIN
di hutan terhadap kelompok yang lebih moderat. Sehingga banyak juga tokoh-tokoh
FRETILIN yang dibunuh oleh sesama FRETILIN selama di Hutan. Semua cerita ini
dikisahkan kembali oleh orang-orang seperti Francisco Xavier do Amaral,
Presiden Pertama Timor Leste yang mendeklarasikan kemerdekaan Timor Lestepada
tahun 1975. Seandainya Jenderal Wiranto (pada waktu itu Letnan) tidak
menyelamatkan Xavier di lubang tempat dia dipenjarakan oleh FRETILIN dihutan,
maka mungkin Xavier tidak bisa lagi jadi Ketua Partai ASDT di Timor Leste
sekarang. Selain Xavier, ada juga komandan sektor FRETILIN bernama Aquiles yang
dinyatakan hilang di hutan (kemungkinan besar dibunuh oleh kelompok radikal
FRETILIN). Istri komandan Aquilis sekarang ada di Baucau dan masih terus
menanyakan kepada para komandan FRETILIN lain yang memegang kendali disektor
Timur pada waktu itu tentang keberakaan suaminya. Hal yang sama juga dilakukan
oleh kelompok pro-kemerdekaan terhadap tentara Indonesia tentang
keberadaan komandan Konis Santana dan Mauhudu yang dinyatakan hilang ditangan
tentara Indonesia. Selama perang saudara di Timor Leste dalam kurunwaktu 3
bulan (September-November 1975) dan selama pendudukan Indonesia selama 24 tahun
(1975-1999), lebih dari 200.000 orang dinyatakan meninggal (60.000 orang secara
resmi mati di tangan FRETILN menurut laporan resmi PBB). Selebihnya tidak
diketahui apakah semuanya mati kelaparan atau mati ditangan tentara Indonesia.
Hasil CAVR menyatakan 183.000 mati di tangantentara Indonesia karena keracunan
bahan kimia (tidak dirinci bagaimana caranya), namun sejarah akan menentukan
kebenaran ini, karena keluarga yang sanak saudaranya meninggal di hutan tidak
bisa tinggal diam dan kebenaran akan terungkap apakah benar tentara Indonesia
yang membunuh sejumlah jiwa ini ataukah sebaliknya. Situasi aktual di Timor
Leste akhir-akhir ini adalah cerminan ketidak puasan rakyat bahwa rakyat tidak
bisa hidup hanya dari propaganda tapi dari roti dan air. Rakyat tidak bisa
hidup dari ³makan batu´sebagaimana dipropagandakan FRETILIN selama kampanye
Jajak Pendapattahun 1999 ³Lebih baik makan batu tapi merdeka, dari pada makan
nasi tapidengan todongan senjata´. Kenyataan membuktikan bahwa ³batu tidak
bisadimakan´, dan rakyat perlu makanan yang layak dimakan manusia.Dalam masalah
ini, timor leste kekurangan pengetahuan dalam bidang pertahanan nasional
nya, aspek aspek nya pun tidak memadai
atau lebih tepatnya tidak mengetahui tentang pertahanan nasional, SDM dan
perangkat Negara nya tidak
mendukung dalam melaksanakan pertahanan
nasional,. Terlebih aspek polisi atau perangkat keamanan nya tidak berjalan
baik karena terbukti bahwa banyak warga negaranya yang mati karena perang
saudara didalam timmor leste sendiri
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1) Geostrategi merupakan strategi dalam
memanfaatkan konstelasi geografi negara untuk menentukan kebijakan, tujuan,
sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional, geostrategi dapat pula dikatakan
sebagai pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik.
2) Geostrategi Indonesia merupakan
strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi Negara Indonesia untuk
menentukan kebijakan, tujuan dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional
bangsa Indonesia.
3) Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional
a. Model Astagatra
b. Model Morgenthau
c.
Model Alfred Thayer Mahan
d. Model Cline
B. SARAN
Sebagai warga Negara yang baik yang
menjunjung tinggi asas hukum yang berlaku d Indonesia, kita patut untuk
menerapkan sistem geostrategic di dalam melindungi Negara indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Tim dosen mata kuliah, 2011. Pendidikan
kewarganegaran. Universitas
hasanuddin
press. Makassar
No comments:
Post a Comment