Tuesday, April 26, 2016

Berfikir Deduktif

Berpikir Deduktif

Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikankesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Berpikir Induktif

Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum(filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. (www.id.wikipedia.com)
Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.
Jenis penalaran deduktif  yaitu:

-Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
-Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi     konditional hipotesis.
-Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
-Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan induktif. Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini biasanya disebut hipotesis.
Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.
Ada 3 macam penalaran Induktif :

1. Generalisasi
    Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada.
Dibagi menjadi 2 :

a. Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif 
    Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
    Contoh :
       - Sensus Penduduk.
       - Jika dipanaskan, besi memuai.
         Jika dipanaskan, baja memuai.
         Jika dipanaskan, tembaga memuai.
         Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.


b. Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif
    Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh :
Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.

2. Analogi
    Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
 Tujuan dari analogi :
    - Meramalkan kesamaan.
    - Mengelompokkan klasifikasi.
    - Menyingkapkan kekeliruan.
Contoh :
Ronaldo adalah pesepak bola.
Ronaldo berbakat bermain bola.
Ronaldo adalah pemain real madrid.
  
3. Kausal
    Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat.
    Terdiri dari 3 pola, yaitu :
a. Sebab ke akibat = Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek.
Contoh : Karena terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6 bulan.
b. Akibat ke sebab = Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap penyebabnya.
Contoh : Jari kelingking Leeteuk patah karena memukul papan itu.
c. Akibat ke akibat = Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dan penalaran induktif diperlukan dalam proses pencarian pengetahuan yang benar.


Saturday, April 9, 2016

Pengertian Wujud Evidensi


Adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. 
Kita mungkin mengartikannya sebagai "cara bagaimana kenyataan hadir" atau perwujudan dari ada bagi akal". Misal Mr.A mengatakan "Dengan pasti ada 301.614 ikan di bengawan solo", apa komentar kita ? Tentu saja kita tidak hanya mengangguk dan mengatakan "fakta yang menarik". Kita akan mengernyitkan dahi terhadap keberanian orang itu untuk berkata demikian.
Tentu saja reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai "kepastian", Tentu saja kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur atau ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit bagi kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena evidensi memadai untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam persetujuan terhadap pernyataan tersebut.
Sebaliknya, kalau seorang mengatakan mengenai ruang di mana saya duduk, "Ada tiga jendela di dalam ruang ini," persetujuan atau ketidak setujuan saya segera jelas. Dalam hal ini evidensi yang menjamin persetujuan saya dengan mudah didapatkan.
Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.

·      Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.

1.    Observasi
2.    Kesaksian
3.    Autoritas

·      Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.


1.      Konsistensi
2.      Koherensi

·      Cara menilai autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.

1. Tidak mengandung prasangka
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
3. Kemashuran dan prestise
4. Koherensi dengan kemajuan

Referensi :

http://adhiesuseno.blogspot.co.id/2014/10/definisi-penalaran-proposisi-inferensi.html

INFERENSI DAN IMPLIKASI DALAM PENALARAN ILMIAH




A.   Pengertian inferensi
Inferensi adalah suatu proses penarikan Konklusi dari satu atau lebih proposisi atau proses yang berasal kesimpulan logis diambil dari premis-premis yang diketahui dan dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik disebut sebagai idiomatik
Ada dua cara yang bisa ditempuh dalam inferensi yaitu inferensi induktif dan inferensi deduktif. Inferensi deduktif terdiri atas inferensi langsung dan inferensi tidak langsung (inferensi silogistik).
Inferensi langsung adalah penarikan Konklusi hanya dari sebuah premis. Ada jenis lima penalaran langsung yaitu :
1.     Inversi
2.    Konversi
3.    Obvesrsi
4.    Kontraposisi
5.    Oposisi Inversi adalah penalaran langsung dengan cara dengan menegasikan subjek proposisi premis dan menegasikan atau tidak menegasikan baik subjek maupun predikat proposisi premis, maka inversi itu disebut inversi lengkap.
Inversi dilakukan dengan menegasikan subjek proposisi premis, sedangkan predikatnya tidak dinegasikan, maka inversi itu disebut inversi sebagian.

a)      Inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.

Contoh:
Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi belum ada”.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut: bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya.

Contoh:
Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu hidup.
Dari premis tersebut dapat kita lansung menari kesimpulan (inferensi) bahwa: pohon yang ditanam pak budi setahun yang lalu tidak mati.

b)      Inferensi Tak Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua atau lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.

Contoh:
A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B : Sayang kreceknya agak sedikit saya bawa.
Inferensi yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya krecek komplit.

Contoh :
A : Saya melihat ke dalam kamar itu.
B : Plafonnya sangat tinggi.
Inferensi yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : Kamar itu memiliki plafon.

B.    Pengertian implikasi
Implikasi (rangkuman) adalah sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (implikasi) dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi (inferensi).

Implikasi dapat merujuk kepada :
a)    Dalam manajemen
Implikasi procedural meliputi :
-          Tata analisis
-          Pilihan representasi
-          Perencanaan kerja dan
-          Formulasi kebijakan.
b)   Implikasi kebijakan meliputi :
-          Sifat substantive
-          Perkiraan ke depan dan
-          Perumusan tindakan.
c)    Implikasi logis dalam matematika
d)   Kondisional material dalam falsafah logika
Jadi definisi implikasi dalam bahasa Indonesia adalah keterlibatan atau keadaan terlibat.


Contoh :
Implikasi manusia sebagai objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentingannya.




Referensi :
-          https://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran  

http://yunirido.blogspot.co.id/2015/10/inferensi-dan-implikasi-dalam-penalaran.html

Pengertian Proposisi



Pengertian Proposisi Beserta Contohnya- Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimatpernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Ini berarti bahwa kalimat harus diyakini, meragukan, membantah, atau jika terbukti. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan dari hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.

Dalam ilmu logika, proposisi yang memiliki tiga unsur, yaitu:
1.      Subjek, kasus ini terdiri dari orang-orang, benda, tempat, atau kasus.
2.      Predikat dinyatakan dalam materi pelajaran.
3.      Kata kerja penghubung adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat.
Banyak pemikir modern berpikir bahwa "pernyataan" dan "proposisi" adalah sinonim, atau setidaknya harus sama.
Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya, proposisi diklasifikasikan ke dalam dua kategori: tunggal dan jamak. Proposisi tunggal hanya mengungkapkan hanya satu pernyataan di mana hanya didukung satu subjek dan predikat (kalimat tunggal). Sebagai contoh, kalimat "Setiap manusia akan mati", dalam kalimat hanya ada satu subjek, yaitu "manusia", menjadi judul "mati". Kemudian Proposisi Compound, proposisi ini terbentuk dari kombinasi dua atau lebih pernyataan tunggal kalimat proposisi didukung setidaknya dua pola kalimat. Misalnya, sebagai ungkapan "Setiap warga negara harus menyadari hak dan tanggung jawab mereka".

Sifat Pembenaran atau Pengingkaran
Berdasarkan sifat pembenaran dan penyangkalan, ada dua kategori proposisi: kategoris dan kondisional. Proposisi kategoris mengacu pembenaran atau penolakan mutlak; pasti benar atau pasti salah. Artinya, kebenaran kasus tersebut tanpa syarat. Contoh: Semua orang akan mati. Berikutnya adalah proposisi bersyarat, proposisi mengacu pada pembenaran atau penolakan secara bersyarat atau pilihan.

Kategori bersyarat proposisi itu sendiri dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu hipotesis dan disjungtif. Bersyarat Proposisi hipotesis adalah proposisi yang mengacu pada pembenaran bersyarat. Ini berarti bahwa jika proposisi terpenuhi, maka kebenaran kasus ini. Hal ini dapat dilihat dalam kalimat dijalankan jika hujan terjadi, tanah berlumpur, sehingga tanah akan basah saat hujan. Hipotesis seperti proposisi bersyarat, Proposisi Bersyarat disebut alternatif disjungtif. Hal ini didasarkan pada pembenaran bahwa bentuk opsi. Proposisi ini sering menggunakan kata atau, seperti dalam kalimat: Amir harus membantu orang tua mereka atau membersihkan halaman rumah.

4 Pengertian Proposisi Beserta Contohnya Lengkap
Luas Pengertian

Berdasarkan arti luas, proposisi dapat dibagi menjadi tiga kategori: universal, khususnya, dan tunggal. Proposisi Universal adalah proposisi yang mencakup semua aspek atau bagian. Hal ini ditandai dengan kata-kata: semua, semua, setiap, setiap kali, masing-masing. Misalnya, dalam kalimat yang di negeri ini ada atheis.

           Kemudian yang kedua adalah proposisi khusus, yang mengungkapkan bahwa mayoritas dari semua aspek. Mengatakan tugas menandai proposisi tertentu beberapa, beberapa, tapi tidak semua, banyak, banyak. Contoh: Tidak semua siswa rajin belajar. Kata "semua" dalam kalimat di atas adalah proposisi tertentu, yang hanya mencakup sebagian besar aspek saja.

           Dan yang terakhir adalah Proposisi Singular, proposisi ini mengungkapkan hanya satu aspek, antara penanda dan itu adalah kata ini. Misalnya penggunaannya dalam kalimat: Rumah akan dijual, kata rumah di sini menunjukkan hanya satu elemen. Jika ada dua unsur di dalamnya, maka kalimat tidak bisa disebut proposisi tunggal.

Kualitas dan Kuantitas

Berdasarkan kualitas kuantitas juga, proposisi dapat dibagi menjadi dua, yaitu proposisi A, I, E, dan O. Proposisi Definisi Proposisi Sebuah proposisi di sini adalah bahwa satu atau universal positif; proposisi mengungkapkan keseluruhan dan pembenaran, pengakuan, atau positif. Contoh kalimat dari tabel ini terbuat dari kayu jati ".

Seperti A, Proposisi E adalah proposisi yang bersifat universal atau tunggal negatif. Proposisi ini mengungkapkan penolakan secara keseluruhan, penolakan, atau negatif. Misalnya, sebagai ungkapan "Tabel ini tidak terbuat dari kayu jati," kata kalimat tersebut tidak dalam bentuk penolakan menunjukkan negatif.

Selain proposisi A juga E, berdasarkan kualitas dan kuantitas, proposisi ini juga dibagi menjadi Proposisi I dan O. tertentu Proposisi Proposisi proposisi saya aktif; mengekspos sebagian dari pengakuan secara keseluruhan, pembenaran, atau positif. Misalnya, dalam kalimat berikut "Beberapa siswa SMA belajar rajin Kebangsaan".

Proposisi O itu sendiri adalah proposisi tertentu negatif; mengekspos sebagian dari penolakan keseluruhan, penolakan, atau negatif. Contoh: "Beberapa sekolah tinggi Shiva Kebangsaan belejar tidak rajin.

Contoh Proposisi 

Kalimat Semua manusia fana. Semua kata-kata dalam kalimat disebut pembilang. Lalu kata orang itu warga sebagai subjek, makhluk itu adalah kata kerja penghubung. Berikut predikat diwakili oleh kata-kata yang fana. Dikutip dari: https://id.wikipedia.org/
SUMBER

http://www.sekolahanbaru.com/2015/12/4-kategori-pengertian-proposisi-beserta.html

PENGERTIAN PENALARAN, DEDUKTIF, DAN INDUKTIF BESERTA CONTOH DAN CIRI-CIRINYA



Ø  Pengertian Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.

Ø  Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.

Contoh :
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.
Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :

§  Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
§  Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Ciri-ciri paragraf berpola deduktif 
Paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Letak kalimat utama di awal paragraf
2) Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus
3) Diakhiri dengan penjelasan

Penalaran Induktif
Pengertian Penalaran Induktif

Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh paragraf Induktif:
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti breakdance, Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
Macam-macam Penalaran Induktif
Macam-macam penalaran induktif diantaranya :
Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh generalisasi:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Macam-macam generalisasi:
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Ciri-ciri paragraf berpola induktif 
Paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Letak kalimat utama di akhir paragraf
2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum
3) Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan 
Sumber :