rizka amalia
Saturday, October 22, 2016
Pelanggaran Etika Periklanan
menanggapi dari berita yang diatas, memang selayaknya KPI menegur atau memanggil pihak dari iklan produk kesehatan tersebut karna memang sangat meresahkan. Dengan kalimat didalam iklan yang sangat meyakinkan banyak konsumen percaya dan beralih dari dokter memilih produk tradisional china tersebut. dengan iming-iming sembuh sampai 100% banyak sekali masyarakat yang tergiur dengan produk tersebut yang dikatakan dapat sembuh dalam waktu singkat. Padahal dalam kenyataan nya untuk sembuh dari suatu penyakit yang dijanjikan oleh produk tong fang tidaklah semudah yang dikatakan, masih banyak proses untuk sembuh terutama penyakit yang dapat digolongkan merupakan penyakit berat, jadi bisa dikatakan iklan tersebut berisikan kata-kata bohong karna telah menjanjikan kesembuhan yang praktis dan KPI jelas melarang iklan tersebut beredar di masyarakat karena akan menyebabkan masyarakat mudh terpengaruhi untuk membeli produk tersebut padahal nyata nya belum tentu akan pulih total.
Friday, September 30, 2016
Prinsip Etika Dalam Bisnis Serta Etika dan Lingkungan
Etika bisnis memiliki
prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya
dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya
ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan.
1.
Prinsip Otonomi adalah prinsip otonomi memandang bahwa
perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan
dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang
diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan
yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
2.
Prinsip Kejujuran adalah prinsip kejujuran meliputi pemenuhan
syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan,
dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena
masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
3.
Prinsip Tidak Berniat Jahat merupakan prinsip ini ada hubungan
erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu
meredam niat jahat perusahaan itu.
4.
Prinsip Keadilan adalah perusahaan harus bersikap adil kepada
pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada
karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
5.
Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri merupakan prinsip yang
mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin
diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak
ingin diperlakukan.
Hormat Pada Diri Sendiri
Berdasar Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata hormat sebagai kata sifat memiliki arti sebagai
menghargai (takzim, khidmat, sopan). Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa
rasa hormat memiliki pengertian sebagai suatu sikap untuk menghargai atau sikap
sopan. Secara umum rasa hormat mempunyai arti yaitu merupakan suatu sikap
saling meghormati satu sama lain yang muda, hormat kepada yang tua yang tua,
menyayangi yang muda. Rasa hormat tidak akan lepas dari rasa menyayangi satu
sama lain karena tanpa adanya rasa hormat, takkan tumbuh rasa saling menyayangi
yang ada hanyalah selalu menganggap kecil atau remeh orang lain.
Rasa hormat memiliki
pengertian sebagai suatu sikap untuk menghargai atau sikap sopan. sikap hormat
bersifat penting karena dengan sikap hormat mampu membangun keteraturan di
dalam kehidupan masyarakat dan mampu meningkatkan derajat seseorang di hadapan
masyarakat. rasa hormat meliputi empat hal, yaitu sikap hormat terhadap Tuhan,
sikap hormat terhadap diri sendiri, sikap hormat terhadap orang lain dan sikap
hormat terhadap lingkungan. Rasa hormat terhadap diri sendiri merupakan sikap
hormat kita dalam menghargai diri kita pribadi yang ditunjukkan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga mampu mencerminkan karakter kita sebagai manusia. Sikap
hormat terhadap diri sendiri dapat diwujudkan dengan menjaga kesucian fisik dan
menjaga kesucian rohani. Menjaga kesucian fisik dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan tubuh (berolahraga, berisitirahat, menjaga pola makan dan memenuhi
kebutuhan hiburan atau refreshing) sedangkan untuk menjaga kesucian rohani
dapat dilakukan dengan melakukan ibadah kepada Tuhan dan memenuhi kebutuhan
ilmu yang berguna untuk kehidupan manusia.
Untuk membentuk pribadi
yang baik maka diperlukan sikap pengendalian diri. Pengendalian diri adalah
merupakan suatu keinginan dan kemampuan dalam menggapai kehidupan yang selaras,
serasi dan seimbang pada hak dan kewajibannya sebagai individu dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sikap-sikap pengendalian diri dapat
berupa: sikap sabar, sikap bekerja keras, sikap jujur, sikap disiplin, sikap
teguh pendirian dan percaya diri.
Hak dan Kewajiban
Bukan hanya kewajiban
saja yang harus dijalankan, hak etika bisnispun juga sangat diperlukan,
diantaranya : Hak untuk mendapatkan mitra (kolega) bisnis antar perusahan, hak
untuk mendapatkan perlindungan bisnis, hak untuk memperoleh keuntungan bisnis,
dan hak untuk memperoleh rasa aman dalam berbisnis. Selain itu dalam berbisnis
setiap karyawan dalam suatu perusahaan juga dapat mementingkan hal-hal yang
lebih utama, seperti : kepercayaan, keterbukaan, kejujuran, keberanian,
keramahan, dan sifat pekerja keras agar terjalinnya bisnis yang saling
menguntungkan diantara kedua belah pihak bisnis tersebut.
Teori
Etika Lingkungan
Secara teoritis,
terdapat tiga model teori etika lingkungan, yaitu yang dikenal sebagai Shallow
Environmental Ethics, Intermediate Environmental Ethics, dan Deep Environmental
Ethics. Ketiga teori ini juga dikenal sebagai antroposentrisme, biosentrisme,
dan ekosentrisme.(Sony Keraf: 2002)
1.ANTROPOSENTRISME
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
2.BIOSENTRISME DAN EKOSENTRISME
Ekosentrisme merupakan
kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya teori ini
sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada
penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi
keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan
etika untuk mencakup komunitas yang lebih luas. Pada biosentrisme, konsep etika
dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan.
Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas
ekosistem seluruhnya (ekosentrism).
3.TEOSENTRISME
Teosentrisme merupakan
teori etika lingkungan yang lebih memperhatikan lingkungan secara keseluruhan,
yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan. Pada teosentrism, konsep etika
dibatasi oleh agama (teosentrism) dalam mengatur hubungan manusia dengan
lingkungan. Untuk di daerah Bali, konsep seperti ini sudah ditekankan dalam
suatu kearifan lokal yang dikenal dengan Tri Hita Karana (THK), dimana dibahas
hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan), hubungan manusia dengan manusia
(Pawongan) dan hubungan manusia dengan lingkungan (Palemahan).
Prinsip Etika di
Lingkungan Hidup
Prinsip – prinsip etika
lingkungan merupakan bagian terpenting dari etika lingkungan yang bertujuan
mengarahkan pelaksanaan etika lingkungan agar tepat sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai, Pada lingkung yang lebih luas lagi diharapkan etika lingkungan
mampu menjadi dasar dalam penentuan kebijakan pembangunan berkelanjutan yang
akan dilaksanakan. Menurut Keraf (2005) dalam UNNES (2010) menyebutkan bahwa
ada sembilan prinsip dalam etika lingkungan hidup diantaranya adalah sebagai
berikut:
1.
Sikap hormat terhadap alam atau respect for nature.
Alam mempunyai hak untuk
dihormati, tidak saja karena kehidupan manusia bergantung pada alam tetapi juga
karena manusia adalah bagian dari alam. Manusia tidak diperbolehkan merusak,
menghancurkan, dan sejenisnya bagi alam beserta seluruh isinya tanpa alasan
yang dapat dibenarkan secara moral.
1.
Prinsip tanggung jawab atau moral responsibility for
nature.
Prinsip tanggung jawab disini
bukan saja secara individu tetapi juga secara berkelompok atau kolektif. Setiap
orang dituntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab memelihara alam semesta
ini sebagai milik bersama dengan cara memiliki yang tinggi, seakan merupakan
milik pribadinya.
1.
Solidaritas kosmis atau cosmic solidarity.
Solidaritas kosmis mendorong
manusia untuk menyelamatkan lingkungan dan menyelamatkan semua kehidupan di
alam. Alam dan semua kehidupan di dalamnya mempunyai nilai yang sama dengan
kehidupan manusia. Solidaritas kosmis juga mencegah manusia untuk tidak merusak
dan mencermati alam dan seluruh kehidupan di dalamnya. Solidaritas kosmis
berfungsi untuk mengontrol perilaku manusia dalam batas-batas keseimbangan
kosmis, serta mendorong manusia untuk mengambil kebijakan yang pro-lingkungan
atau tidak setuju setiap tindakan yang merusak alam.
1.
Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam atau caring
for nature.
Prinsip kasih sayang dan
kepedulian merupakan prinsip moral satu arah, artinya tanpa mengharapkan untuk
balasan serta tidak didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi tetapi
semata-mata untuk kepentingan alam. Semakin mencintai dan peduli terhadap alam
manusia semakin berkembang menjadi manusia yang matang, sebagai pribadi dengan
identitas yang kuat. Alam tidak hanya memberikan penghidupan dalam pengertian
fisik saja, melainkan juga dalam pengertian mental dan spiritual.
1.
Prinsip tidak merugikan atau no harm.
Prinsip tidak merugikan alam
berupa tindakan minimal untuk tidak perlu melakukan tindakan yang merugikan
atau mengancam eksistensi mahkluk hidup lain di alam semesta. Manusia tidak
dibenarkan melakukan tindakan yang merugikan sesama manusia. Pada masyarakat
tradisional yang menjujung tinggi adat dan kepercayaan, kewajiban minimal ini
biasanya dipertahankan dan dihayati melalui beberapa bentuk tabu-tabu yang
apabila dilanggar maka, akan terjadi hal-hal yang buruk di kalangan masyarakat
misalnya, wabah penyakit atau bencana alam.
1.
Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam.
Prinsip ini menekankan pada
nilai, kualitas, cara hidup yang paling efektif dalam menggunakan sumber daya
alam dan energi yang ada. Manusia tidak boleh menjadi individu yang hanya
mengumpulkan harta dan memiliki sebanyak-banyaknya dengan secara terus-menerus
mengeksploitasi alam. Melalui prinsip hidup sederhana manusia diajarkan untuk
memilki pola hidup yang non-matrealistik dan meninggalkan kebiasaan konsumtif
yang tidak bisa membedakan antara keinginan dengan kebutuhan.
1.
Prinsip keadilan.
Prinsip keadilan sangat berbeda
dengan prinsip –prinsip sebelumnya. Prinsip keadilan lebih ditekankan pada
bagaimana manusia harus berperilaku satu terhadap yang lain dalam keterkaitan
dengan alam semesta dan bagaimana sistem sosial harus diatur agar berdampak
positif pada kelestarian lingkungan hidup. Prinsip keadilan terutama berbicara
tentang peluang dan akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat
dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian
alam dan dalam ikut menikmati pemanfatannya.
1.
Prinsip demokrasi.
Prinsip demokrasi sangat terkait
dengan hakikat alam. Alam semesta sangat beraneka ragam. Demokrasi memberi
tempat bagi keanekaragaman yang ada. Oleh karena itu setiap orang yang peduli
terhadap lingkungan adalah orang yang demokratis, sebaliknya orang yang
demokratis sangat mungkin seorang pemerhati lingkungan. Pemerhati lingkungan
dapat berupa multikulturalisme, diversifikasi pola tanam, diversifiaki pola
makan, keanekaragaman hayati, dan sebagainya.
1.
Prinsip integritas moral.
Prinsip integritas moral
terutama dimaksudkan untuk Pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Prinsip ini
menuntut Pemerintah baik pusat atau Daerah agar dalam mengambil kebijakan
mengutamakan kepentingan publik.
Kesembilan prinsip etika
lingkungan tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman dasar bagi setiap manusia
untuk berperilaku arif dan bijaksana dalam berinteraksi dengan lingkungan
hidup. Penerapan kesembilan prinsip tersebut dapat menjadi awal yang baik atau
pondasi dasar bagi terlaksanannya pembangunan yang berkelanjutan.
Sumber :
Dr. Keraf, A. Sonny.
2006. Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius
http://sulaeman17.blogspot.co.id/2012/01/antroposentrismebiosentrisme-dan.html
http://sulaeman17.blogspot.co.id/2012/01/antroposentrismebiosentrisme-dan.html
https://ekanurdianaa.wordpress.com/2015/10/19/prinsip-etika-dalam-bisnis-serta-etika-dan-lingkungan/
ETIKA DAN BISNIS SEBAGAI SEBUAH PROFESI
1.
Bisinis Sebagai Profesi Luhur
Sesungguhnya
bisnis bukanlah merupakan profesi, kalau bisnis dianggap sebagai pekerjaan
kotor, kedati kata profesi, profesional dan profesionalisme sering begitu
diobral dalam kaitan dengan kegiatan bisnis. Namun dipihak lain tidak dapat
disangkal bahwa ada banyak orang bisnis dan juga perusahaan yang sangat menghayati
pekerjaan dan kegiatan bisnisnya sebagai sebuah profesi. Mereka tidak hanya
mempunyai keahlian dan ketrampilan yang tinggi tapi punya komitmen moral yang
mendalam. Karena itu, bukan tidak mungkin bahwa bisnis pun dapat menjadi sebuah
profesi dalam pengertian sebenar-benarnya bahkan menjadi sebuah profesi luhur.
a. Pandangan Praktis-Realistis
Pandangan ini bertumpu pada kenyataan yang diamati berlaku dalam dunia bisnis dewasa ini. Pandangan ini didasarkan pada apa yang umumnya dilakukan oleh orang-orang bisnis. Pandangan ini melihat bisnis sebagai suatu kegiatan di antara manusia yg menyangkut memproduksi, menjual dan membeli barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan.
Bisnis adalah suatu kegiatan Profit Making. Dasar pemikirannya adalah bahwa orang yg terjun ke dalam bisnis tidak punya keinginan dan tujuan lain selain ingin mencari keuntungan. Kegiatan bisnis adalah kegiatan ekonomis dan bukan kegiatan sosial. Karena itu, keuntungan itu sah untuk menunjang kegiatan bisnis. Asumsi Adam Smith :
Dalam masyarakat modern telah terjadi pembagian kerja di mana setiap orang tidak bisa lagi mengerjakan segala sesuatu sekaligus dan bisa memenuhi semua kebutuhan hidupnya sendiri. Semua orang tanpa terkecuali mempunyai kecenderungan dasar untuk membuat kondisi hidupnya menjadi lebih baik.
b. Pandangan Ideal
Disebut pandangan ideal, karena dlm kenyataannya masih merupakan suatu hal yang ideal mengenai dunia bisnis. Sebagai pandangan yang ideal pandangan ini baru dianut oleh segelintir orang yang dipengaruhi oleh idealisme berdasarkan nilai yang dianutnya.
Menurut Adam Smith, pertukaran dagang terjadi karena satu orang memproduksi lebih banyak barang sementara ia sendiri membutuhkan barang lain yang tidak bisa dibuatnya sendiri.
Menurut Matsushita (pendiri perusahan Matsushita Inc di Jepang), tujuan bisnis sebenarnya bukanlah mencari keuntungan melainkan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Sedangkan keuntungan tidak lain hanyalah simbol kepercayaan masyarakat atas kegiatan bisnis suatu perusahaan. Artinya, karena masyarakat merasa kebutuhan hidupnya dipenuhi secara baik mereka akan menyukai produk perusahaan tersebut yang memang dibutuhkannya tapi sekaligus juga puas dengan produk tersebut.
Dengan melihat kedua pandangan berbeda di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa citra jelek dunia bisnis sedikit banyaknya disebabkan oleh pandangan pertama yang melihat bisnis sekadar sebagai mencari keuntungan.
Atas dasar ini, persoalan yg dihadapi di sini adalah bagaimana mengusahakan agar keuntungan yang diperoleh ini memang wajar, halal, dan fair. Terlepas dari pandangan mana yang dianut, keuntungan tetap menjadi hal pokok bagi bisnis. Masalahnya adalah apakah mengejar keuntungan lalu berarti mengabaikan etika dan moralitas? Yang penting adalah bagaimana keuntungan ini sendiri tercapai.
Salah satu upaya untuk membangun bisnis sebagai profesi yang luhur adalah dengan membentuk, mendukung dan memperkuat organisasi profesi.Melalui organisasi profesi tersebut bisnis bisa dikembangkan sebagai sebuah profesi dalam pengertian sebenar-benarnya sebagaimana dibahas disini, kalau bukan menjadi profesi luhur.
a. Pandangan Praktis-Realistis
Pandangan ini bertumpu pada kenyataan yang diamati berlaku dalam dunia bisnis dewasa ini. Pandangan ini didasarkan pada apa yang umumnya dilakukan oleh orang-orang bisnis. Pandangan ini melihat bisnis sebagai suatu kegiatan di antara manusia yg menyangkut memproduksi, menjual dan membeli barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan.
Bisnis adalah suatu kegiatan Profit Making. Dasar pemikirannya adalah bahwa orang yg terjun ke dalam bisnis tidak punya keinginan dan tujuan lain selain ingin mencari keuntungan. Kegiatan bisnis adalah kegiatan ekonomis dan bukan kegiatan sosial. Karena itu, keuntungan itu sah untuk menunjang kegiatan bisnis. Asumsi Adam Smith :
Dalam masyarakat modern telah terjadi pembagian kerja di mana setiap orang tidak bisa lagi mengerjakan segala sesuatu sekaligus dan bisa memenuhi semua kebutuhan hidupnya sendiri. Semua orang tanpa terkecuali mempunyai kecenderungan dasar untuk membuat kondisi hidupnya menjadi lebih baik.
b. Pandangan Ideal
Disebut pandangan ideal, karena dlm kenyataannya masih merupakan suatu hal yang ideal mengenai dunia bisnis. Sebagai pandangan yang ideal pandangan ini baru dianut oleh segelintir orang yang dipengaruhi oleh idealisme berdasarkan nilai yang dianutnya.
Menurut Adam Smith, pertukaran dagang terjadi karena satu orang memproduksi lebih banyak barang sementara ia sendiri membutuhkan barang lain yang tidak bisa dibuatnya sendiri.
Menurut Matsushita (pendiri perusahan Matsushita Inc di Jepang), tujuan bisnis sebenarnya bukanlah mencari keuntungan melainkan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Sedangkan keuntungan tidak lain hanyalah simbol kepercayaan masyarakat atas kegiatan bisnis suatu perusahaan. Artinya, karena masyarakat merasa kebutuhan hidupnya dipenuhi secara baik mereka akan menyukai produk perusahaan tersebut yang memang dibutuhkannya tapi sekaligus juga puas dengan produk tersebut.
Dengan melihat kedua pandangan berbeda di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa citra jelek dunia bisnis sedikit banyaknya disebabkan oleh pandangan pertama yang melihat bisnis sekadar sebagai mencari keuntungan.
Atas dasar ini, persoalan yg dihadapi di sini adalah bagaimana mengusahakan agar keuntungan yang diperoleh ini memang wajar, halal, dan fair. Terlepas dari pandangan mana yang dianut, keuntungan tetap menjadi hal pokok bagi bisnis. Masalahnya adalah apakah mengejar keuntungan lalu berarti mengabaikan etika dan moralitas? Yang penting adalah bagaimana keuntungan ini sendiri tercapai.
Salah satu upaya untuk membangun bisnis sebagai profesi yang luhur adalah dengan membentuk, mendukung dan memperkuat organisasi profesi.Melalui organisasi profesi tersebut bisnis bisa dikembangkan sebagai sebuah profesi dalam pengertian sebenar-benarnya sebagaimana dibahas disini, kalau bukan menjadi profesi luhur.
2.
Hakekat
Mata Kuliah Etika Bisnis
Menurut Drs. O.P Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral. Karena bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem ekonomi, struktur bisnis.
Contoh praktek etika bisnis yang dihubungkan dengan moral :
Uang milik perusahaan tidak boleh diambil atau ditarik oleh setiap pejabat perusahaan untuk dimiliki secara pribadi. Hal ini bertentangan dengan etika bisnis. Memiliki uang dengan cara merampas atau menipu adalah bertentangan dengan moral. Pejabat perusahaan yang sadar etika bisnis, akan melarang pengambilan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi, pengambilan yang terlanjur wajib dikembalikan. Pejabat yang sadar, disebut memiliki kesadaran moral, yakni keputusan secara sadar diambil oleh pejabat, karena ia merasa bahwa itu tanggung jawabnya, bukan saja selaku karyawan melainkan juga sebagai manusia yang bermoral.
Menurut Drs. O.P Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral. Karena bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem ekonomi, struktur bisnis.
Contoh praktek etika bisnis yang dihubungkan dengan moral :
Uang milik perusahaan tidak boleh diambil atau ditarik oleh setiap pejabat perusahaan untuk dimiliki secara pribadi. Hal ini bertentangan dengan etika bisnis. Memiliki uang dengan cara merampas atau menipu adalah bertentangan dengan moral. Pejabat perusahaan yang sadar etika bisnis, akan melarang pengambilan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi, pengambilan yang terlanjur wajib dikembalikan. Pejabat yang sadar, disebut memiliki kesadaran moral, yakni keputusan secara sadar diambil oleh pejabat, karena ia merasa bahwa itu tanggung jawabnya, bukan saja selaku karyawan melainkan juga sebagai manusia yang bermoral.
Contoh
tidak memiliki kesadaran moral :
Seorang berdarah dingin dijalan juanda, jakarta yang sangat ramai itu menodong dengan cerulit dan merampas harta milik seseorang. Baginya menodong itu merupakan kebiasaan dan menjadi profesinya. Apakah ada kesadaran moral bahwa perbuatan itu bertentangan dan dilarang oleh ajaran agama, hukum dan adat? Sejak kecil ia ditinggalkan oleh ibu dan bapaknya akibat perceraian, ia bergaul dengan anak gelandangan, pencuri. Sesudah dewasa menjadi penodong ulung. Ia menodong atau membunuh tanpa mengenal rasa takut atau berdosa, bahkan sudah merupakan suatu profesi.
Seorang berdarah dingin dijalan juanda, jakarta yang sangat ramai itu menodong dengan cerulit dan merampas harta milik seseorang. Baginya menodong itu merupakan kebiasaan dan menjadi profesinya. Apakah ada kesadaran moral bahwa perbuatan itu bertentangan dan dilarang oleh ajaran agama, hukum dan adat? Sejak kecil ia ditinggalkan oleh ibu dan bapaknya akibat perceraian, ia bergaul dengan anak gelandangan, pencuri. Sesudah dewasa menjadi penodong ulung. Ia menodong atau membunuh tanpa mengenal rasa takut atau berdosa, bahkan sudah merupakan suatu profesi.
3. Definisi Etika dan Bisnis
Pengertian
Bisnis Menurut Para Ahli adalah :
• Stainford (1979)
Business is all those activities in providing the goods and services needed or desired by people. Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha.
• Brown dan Petrello (1976)
Business is an institution which produces goods and services demanded by people. Artinya bisnis ialah suatu lembaga menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.
Dalam ilmu ekonomi, Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.
• Stainford (1979)
Business is all those activities in providing the goods and services needed or desired by people. Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha.
• Brown dan Petrello (1976)
Business is an institution which produces goods and services demanded by people. Artinya bisnis ialah suatu lembaga menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.
Dalam ilmu ekonomi, Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.
Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada
sektor pasar tertentu, misalnya “bisnis pertelevisian.” Penggunaan yang paling
luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia
barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi “bisnis” yang tepat masih menjadi
bahan perdebatan hingga saat ini.
Etika dalam bahasa Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, burul dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy). Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
Etika dalam bahasa Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, burul dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy). Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
Pengertian
etika menurut para ahli :
• Menurut Rosita Noer :
Etika adalah ajaran (normatif) dan pengetahuan (positif) tentang yang baik dan yang buruk, menjadi tuntutan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
• Menurut Drs. O.P. Simorangkir :
Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
• Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat :
Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
• Drs. H. Burhanudin Salam :
Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai norma dan moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya
Etika juga memiliki pengertian arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut pandang pengguna yang berbeda dari istilah itu.
• Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian formal tentang moralitas.
• Bagi sosiolog, etika adalah adat, perilaku orang-orang dari lingkungan budaya tertentu.
• Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya etika berarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi harapan (ekspektasi) profesi dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional, etika adalah salah satu kaidah yang menjaga terjalinnya interaksi antara pemberi dan penerima jasa profesi secara wajar, jujur.
• Bagi eksekutif puncak rumah sakit, etika seharusnya berarti kewajiban dan tanggung jawab khusus terhadap pasien dan klien lain, terhadap organisasi dan staff, terhadap diri sendiri dan profesi, terhadap pemrintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung terhadap masyarakat. Kriteria wajar, adil, jujur, profesional dan terhormat tentu berlaku juga untuk eksekutif lain di rumah sakit.
• Bagi asosiasi profesi, etika adalah kesepakatan bersamadan pedoman untuk diterapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi tentang apa yang dinilai baik dan buruk dalam pelaksanaan dan pelayanan profesi itu.
• Menurut Rosita Noer :
Etika adalah ajaran (normatif) dan pengetahuan (positif) tentang yang baik dan yang buruk, menjadi tuntutan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
• Menurut Drs. O.P. Simorangkir :
Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
• Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat :
Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
• Drs. H. Burhanudin Salam :
Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai norma dan moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya
Etika juga memiliki pengertian arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut pandang pengguna yang berbeda dari istilah itu.
• Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian formal tentang moralitas.
• Bagi sosiolog, etika adalah adat, perilaku orang-orang dari lingkungan budaya tertentu.
• Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya etika berarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi harapan (ekspektasi) profesi dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional, etika adalah salah satu kaidah yang menjaga terjalinnya interaksi antara pemberi dan penerima jasa profesi secara wajar, jujur.
• Bagi eksekutif puncak rumah sakit, etika seharusnya berarti kewajiban dan tanggung jawab khusus terhadap pasien dan klien lain, terhadap organisasi dan staff, terhadap diri sendiri dan profesi, terhadap pemrintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung terhadap masyarakat. Kriteria wajar, adil, jujur, profesional dan terhormat tentu berlaku juga untuk eksekutif lain di rumah sakit.
• Bagi asosiasi profesi, etika adalah kesepakatan bersamadan pedoman untuk diterapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi tentang apa yang dinilai baik dan buruk dalam pelaksanaan dan pelayanan profesi itu.
4. Etika Moral, Hukum dan Agama
Pada dasarnya, etika moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya menjadi orang seperti apa. Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap salah jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak bermoral). Etika moral lebih bersifat pribadi, namum moral pribadi akan berkaitan erat dengan moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan pribadinya bermoral, maka perilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan bermoral.
Pada dasarnya, etika moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya menjadi orang seperti apa. Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap salah jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak bermoral). Etika moral lebih bersifat pribadi, namum moral pribadi akan berkaitan erat dengan moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan pribadinya bermoral, maka perilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan bermoral.
Dalam memecahkan masalah, kita tidak perlu
binggung untuk memilih teori mana yang sebaiknya digunakan, sebab kita dapat
menggunakan semua teori itu untuk menganalisis suatu masalah dari sudut pandang
yang berbeda dan melihat hasil apa yang diberikan masing-masing teori itu
kepada kita.
Hukum membutuhkan moral. Dalam kekaisaran roma terdapat pepatah quid leges sine moribus? Yang artinya adalah apa guna undang-undang jika tidak disertai moralitas? Tanpa moralitas, hukum akan kosong. Kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya. Karena itu hukum selalu harus diukur dengan norma moral. Disisi lain moral juga membutuhkan hukum. Moral tidak ada artinya jika tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat.
Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahtu Tuhan dan ajaran agama.
Hukum membutuhkan moral. Dalam kekaisaran roma terdapat pepatah quid leges sine moribus? Yang artinya adalah apa guna undang-undang jika tidak disertai moralitas? Tanpa moralitas, hukum akan kosong. Kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya. Karena itu hukum selalu harus diukur dengan norma moral. Disisi lain moral juga membutuhkan hukum. Moral tidak ada artinya jika tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat.
Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahtu Tuhan dan ajaran agama.
5. Klasifikasi Etika
• Etika normatif : berfokus pada prinsip-prinsip yang seharusnya dari tindakan yang baik2.
• Etika terapan: penerapan teori-teori etika secara lebih spesifik baik pada domain privat atau publik.
• Etika deskriptif: hanya melakukan observasi terhadap apa yang dianggap baik oleh individuatau masyarakat.
• Meta etika: berfokus pada arti dari pernyataan-pernyataan etika.
• Etika normatif : berfokus pada prinsip-prinsip yang seharusnya dari tindakan yang baik2.
• Etika terapan: penerapan teori-teori etika secara lebih spesifik baik pada domain privat atau publik.
• Etika deskriptif: hanya melakukan observasi terhadap apa yang dianggap baik oleh individuatau masyarakat.
• Meta etika: berfokus pada arti dari pernyataan-pernyataan etika.
6. Konsepsi Etika
Istilah “etika” berasal dan bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat, ahlak, watak, perasaan; sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai adat kebiasaan. Menurut filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat/moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Istilah “etika” berasal dan bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat, ahlak, watak, perasaan; sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai adat kebiasaan. Menurut filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat/moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Referensi:
http://dedifahradi.blogspot.com/2011/06/hakikat-etika-bisnis.html
http://d3d3v1a.wordpress.com/2012/10/28/tugas-1-softskill-etika-bisnis-pengertian-bisnis-etika-bisnis-dan-indikator-etika-bisnis/
http://imamrizaldy.blogspot.com/2015/09/tugas-etika-bisnis¬_29.html
http://d3d3v1a.wordpress.com/2012/10/28/tugas-1-softskill-etika-bisnis-pengertian-bisnis-etika-bisnis-dan-indikator-etika-bisnis/
http://imamrizaldy.blogspot.com/2015/09/tugas-etika-bisnis¬_29.html
https://sitinovianti.wordpress.com/2015/10/24/definisi-etika-dan-bisnis-sebagai-sebuah-profesi/
Tuesday, June 21, 2016
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data:
Metode Kuesioner
Kuesioner adalah
daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci
dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup)
atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner
dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara
pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki
kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat
membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya
dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya
adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey
dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa isu etis yang
harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
1. Memperlakukan informasi yang diberikan
responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden
merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang
tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti
harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
3. Informasi pribadi atau yang terlihat
mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan
untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang
tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi
tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga
diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk
merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus
dihormati.
6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan
sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam
studi.
7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi
yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental.
8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau
distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama study.
LEMBAR
KUESIONER
Kepada Yth,
Bapak / Ibu / Saudara/i
Responden sepeda motor
Honda Vario
Dengan Hormat
Saya mahasiswa fakultas Ekonomi di Universitas Gunadarma
yang sedang menyelesaikan penelitian ilmiah yang berjudul “ PENGARUH KUALITAS
PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA DI WILAYAH KOTA DEPOK “
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
informasi dari anda berkaitan dengan pengaruh kualitas produk terhadap
keputusan pembelian sepeda motor Honda vario. Saya berharap partisipasi dari
Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi kuesioner ini.
Atas kesediaan dan partisipasi anda dalam mengisi
kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat
saya,
Rizka
Amalia
1. DATA RESPONDEN
PETUNJUK
Isilah
data responden kemudian pilihan jawaban dimasukan kedalam kotak yang tersedia.
1. Jenis Kelamin: a.
Laki-laki
b.
Perempuan
2. Usia
: a. 20-25 tahun
b. 26 – 31 tahun
c. 32 – 37 tahun
d. > 37 tahun
3. Pendidikan : a. SMP
b. SMA
c. S1
d. S2
e. S3
4. Pekerjaan
: a. Pegawai Swasta
b. Pegawai Negeri
c. Wirausaha
d. dll
(pilihan (d) isi sesuai responden
adalah……..)
5. Pendapatan :
a. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
b. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000
c. Rp. 3.000.001 – Rp. 4.000.000
d. > Rp. 4.000.000
2. TANGGAPAN RESPONDEN
PETUNJUK :
Isilah semua pernyataan dalam kuesioner
sesuai dengan kenyataan. Dengan cara memberikan tanda (x) pada kotak pilihan
yang telah tersedia.
KETERANGAN :
1
|
STS
|
Sangat Tidak Setuju
|
2
|
TS
|
Tidak Setuju
|
3
|
RG
|
Ragu – Ragu
|
4
|
S
|
Setuju
|
5
|
SS
|
Sangat Setuju
|
A.
KUALITAS PRODUK ( X)
Ø EASE
OF USE (KEMUDAHAN
PENGGUNAAN) (X1)
No.
|
PERNYATAAN
|
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
1.
|
Sepeda motor
Honda Vario mudah dikemudikan
|
|
|
|
|
|
2.
|
Lincah
dikendarai dalam lalu lintas yang lancer
|
|
|
|
|
|
3.
|
Sepeda motor Honda Vario lebih nyaman dikendarai
daripada sepeda motor matic merek lainnya
|
|
|
|
|
|
4.
|
Dilengkapi dengan pelek berdiameter kecil serta
ukuran ban yang diperbesar, sehingga memudahkan untuk menikung/berbelok
menjadi lebih tenang
|
|
|
|
|
|
5
|
Memudahkan saat membuka bagasi motor dengan hanya
menekan tombol seat yang berada disebelah kanan kunci kontak
|
|
|
|
|
|
Ø VERSATILITY (RAGAM MANFAAT)
(X2)
No.
|
PERNYATAAN
|
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
1.
|
Terdapat teknologi Idling Stop System yaitu system
untuk mematikan mesin sacara otomatis saat motor berhenti sejenak di lampu
merah
|
|
|
|
|
|
2.
|
Memiliki
bagasi yang cukup besar.
|
|
|
|
|
|
3.
|
Bahan bakar Honda Vario lebih irit dibandingkan
merek lain
|
|
|
|
|
|
4.
|
Honda Vario telah menjawab semua kebutuhan anda
dalam kebutuhan transportasi
|
|
|
|
|
|
5.
|
Terdapat ban tubeless sehingga saat motor
mengalami pecah ban mash dapat dikendarai
|
|
|
|
|
|
Ø DURABILITY (DAYA TAHAN) (X3)
No.
|
PERNYATAAN
|
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
1.
|
Daya tahan mesin motor Honda Vario lebih tangguh
dari pada sepeda motor lain
|
|
|
|
|
|
2.
|
Honda Vario memiliki umur ekonomis yang lebih lama
dari pada sepeda motor meerk lain ( jarang mengalami kerusakan yang parah )
|
|
|
|
|
|
3.
|
Sepeda motor Honda Vario mesinnya
lebih mudah diperbaiki
|
|
|
|
|
|
4.
|
Sepeda motor Honda Vario mesinnya lebih awet
|
|
|
|
|
|
5.
|
Daya tahan mesin tangguh untuk jarak menengah hingga jauh
|
|
|
|
|
|
Ø SERVICEABILITY (PELAYANAN) (X4)
No.
|
PERNYATAAN
|
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
1.
|
Lokasi Dealer Honda mudah ditemukan.
|
|
|
|
|
|
2.
|
Service Call Center mudah dihubungi.
|
|
|
|
|
|
3.
|
Info tentang produk Honda Vario bisa dicari
melalui website resmi Honda.
|
|
|
|
|
|
4.
|
Info tempat servise center mudah diperoleh.
|
|
|
|
|
|
Ø PERFORMANCE (KINERJA) (X5)
No.
|
PERNYATAAN
|
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
1.
|
Akselerasi sepeda motor Honda
Vario lebih baik dari sepeda motor merek lainnya
|
|
|
|
|
|
2.
|
Dilengkapi
keamanan kunci anti pencuri yang mudah dioperasikan
|
|
|
|
|
|
3.
|
Sepeda motor Honda Vario memiliki
daya tahan mesin yang tangguh sehingga dapat dipakai disegala macam cuaca.
|
|
|
|
|
|
4.
|
Kemampuan
menempuh jarak 59,5 Km dalam 1 liter bensin.
|
|
|
|
|
|
5.
|
Kemampuan dapat dipacu 96 Km/jam
dalam waktu 12,4 detik.
|
|
|
|
|
|
Ø PRESTIGE
(GENGSI) (X6)
No.
|
PERNYATAAN
|
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
1.
|
model atau
penampilan sepeda motor Honda
Vario lebih menarik dan mengesankan, sehingga dapat menambah rasa
percaya diri saya saat mengendarainya
|
|
|
|
|
|
2.
|
Honda Vario memiliki desain elegant.
|
|
|
|
|
|
3.
|
Produk Honda Vario selalu menarik perhatian anda.
|
|
|
|
|
|
4.
|
Anda membeli Honda Vario karena sedang nge-trend.
|
|
|
|
|
|
5.
|
Pilihan warna Honda Vario beragam dan menarik
|
|
|
|
|
|
6.
|
Sepeda motor Honda Vario memiliki desain yang
inovatif
|
|
|
|
|
|
B.
KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)
No.
|
PERNYATAAN
|
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
1.
|
Saya membeli
sepeda motor Honda karena telah terbiasa mengendarainya
(pernah memiliki).
|
|
|
|
|
|
2.
|
Anda yakin memilih Honda sebagai pilihan pertama
ketika memutuskan untuk membeli sepeda motor.
|
|
|
|
|
|
3.
|
Keputusan anda dalam membeli sepeda motor honda telah
mantap dan tidak ragu-ragu.
|
|
|
|
|
|
4.
|
Anda membeli sepeda motor Honda Vario atas keinginan sendiri.
|
|
|
|
|
|
5.
|
Saya
membandingkan kualitas sepeda motor Honda Vario dengan pesaingnya sebelum
melakukan keputusan pembelian.
|
|
|
|
|
|
Subscribe to:
Posts (Atom)