KEBUDAYAAN PAPUA
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Dalam
kehidupan berbudaya, tentunya Indonesia sebagai Negara kepulauan yang
begitu luas, dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 didunia, yang dibatasi oleh
lautan, memiliki keragaman kebudayaan yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini
tentu tak mesti menjadi sebuah perbedaan yang akhirnya menjadi konflik diantara
sesama bangsa Indonesia. Justru hal tersebut harus dianggap khazanah kekayaan
kebudayaan di Indonesia yang akan menjadi pemersatu bangsa, seperti halnya
semboyan Negara kita, “ Bhineka Tunggal Ika “ yang berarti berbeda-beda namun
tetap satu jua, Salah satu daerah di Indonesia yang memilki kebudayaan yang
cukup terkenal serta memiliki kebudayaan yang sangat kaya serta masih memiliki
keasliannya di tengah aliran globalisasi adalah salah satunya di daerah irian.
Seperti yang kita tahu bagaimana Begitu kayanya daerah irian ini. Ditambah lagi
dengan kekayaan kebudayaan begitu beragam serta jauh berbeda dengan kebudayaan
yang ada didaerah Indonesia lainya, bagaimana mereka masih berpegang teguh
terhadap ajaran nenek moyang mereka serta masih tertutup dari budaya luar.
- Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
- Mengetahui letak geografis serta demografis dari kebudayaan irian.
- Mengetahui perlengkapan serta peralatan yang digunakan oleh kebudayaan irian untuk biasa bertahan hidup.
- Mengetahui system mata pencahariannya.
- Mengetahui system kekerabatan dan organisasi sosial yang ada di kebudayaan tersebut.
- Mengetahui bahasa daerah yang sehari-hari digunakan
BAB II
KEBUDAYAAN PAPUA
- Letak Geografis dan Demografis Papua
Papua
adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau
Papua atau bagian timur di Indonesia.
Provinsi
Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua. Pada masa pemerintahan kolonia
Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda ( Nederlands
Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea ). Setelah belanda di bawah penguasaan
Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969
hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oelh Soeharto pada
saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap secara resmi
hingga tahun 2002.
Nama
provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Papua. Pada 2003,disertai oleh berbagai protes ( Penggabungan Papua
Tengan dan Papua Timur ), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah
Indonesia ; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian
baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat ( setahun kemudian menjadi
Papua Barat ).
a.1.
Papua Timur
1. Luas
Wilayah
Luas
wilayah provinsi Papua adalah 317.062 ( Km2 ). Jika dibandingkan
dengan wilayah Republik Indonesia. Maka luas wilayah Provinsi Papua merupakan
19,33 % dari luas Negara Indonesia yang mencapai 1.890.754 ( Km2 ).ini
merupakan provinsi terluas di Indonesia.
Persentase
penduduk Papua jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia secara keseluruhan
tercatat sebesar 0.77% pada tahun 1971. Kemudian pada tahun 1980 meningkat
menjadi 0.79%.Pada tahun 2000 mengalami penurunan menjadi 0.86% dan terakhir
pada tahun 2005, persentase jumlah penduduk Papua tercatat sebanyak
0.85%.
Kabupaten Merauke merupakan daerah yang terluas yaitu 4397 Ha atau 13.87% dari
total luas Provinsi Papua. Sedangkan Kota Jayapura merupakan daerah terkecil
tetapi apabila dibandingkan dengan kota se-Indonesia, maka Kota Jayapura
merupaka kota yang terluas. Kota Wamena ( Jayawijaya ) dengan ketinggian 2000 –
3000 meter diaatas permukaan laut merupakan kota tertinggi dan terdingin di
Papua. Sedangkan yang terendah adalah kota Merauke dengan ketinggian 3.5 meter
diatas permukaan laut.
2. Letak
Geografis
Provinsi
Papua dengan luas 31.7062 km2 , terletak diantara 130-141o Bujur
Timur dan 2o25’ Lintang Utara – 9o Lintang
Selatan.
2. Batas
Wilayah
Provinsi
Papua berbatasan dengan :
Sebelah Utara
: Samudera Fasifik
Sebelah
Selatan
: Laut Arafura
Sebelah
Barat
: Provinsi Papua Barat
Sebelah
Timur
: Papua New Guinea
4.
Topografi
Pegunungan
Utama di Provinsi Papua terdiri atas Pegunungan Kobowre di Nabire, Pegunungan
Sudirman di Enarotali dan Puncak Jaya, Pegunungan Jayawijaya di Jayawijaya,
Pegunungan Vanres di Mamberamo, Pegunungan Gauntier dan Pegunungan Wisnumurti.
Gunung
dan Puncak di Provinsi Papua yang berada di deretan pegunungan tersebut adalah
:
-
Gunung Waspada ( 1.070 m )
-
Puncak Jaya ( 5.030 m )
-
Puncak Trikora ( 4.750 m )
-
Puncak Yamin ( 4.350 m )
-
Puncak Mandala ( 4.700 m )
-
Gunung Dom ( 1.332 m )
Pegunungan
Jayawijaya merupakan suatu perluasan cordillera yang mengubah dataran tinggi
Papua yang berpusat New Guinea, membentang sepanjang 400 mil ( 640 km ) dari
timur ke barat menyeberangi bagian tengah papua dengan puncak tertingginya
adalah Puncak Jaya 16.502 kaki ( 5.030 meter ). Puncak dengan hutan lebat,
kecuali salah satu puncak tertinggi yang terdiri dari batu karang glaciated.
5. Iklim
dan Cuaca
Kota
Jayapura merupakan daerah dengan suhu udara tertinggi, mencapai 28,2oC
ditahun 2005 sedangkan Wamena merupakan daerah dengan suhu udara terendah yang
mencapai 19,4oC pada tahun 2004. Persentase kelembaban udara
tertinggi mencapai 87% di Biak pada tahun 2005 dan terendah mencapai 77% di
Serui pada tahun 2001. Rata-rata penyinaran matahari tercatat di Merauke yang
mencapai 70% pada tahun 2005 sedangkan persentase terendah tercatat pada tahun
2003 di biak yang mencapai 37 %.
a.2.
Papua Barat
1. Luas
Wilayah
No
|
Kabupaten
/ Kota
|
Luas (
km2 )
|
Persentase
( % )
|
1
|
Fafak
|
14.320.00
|
12.41
|
2
|
Kaimana
|
18.500.00
|
16.04
|
3
|
Teluk
Wondama
|
4.996.00
|
4.33
|
4
|
Teluk
Bintuni
|
18.658.00
|
16.17
|
5
|
Manokwari
|
14.448.50
|
12.52
|
6
|
Sorong
Selatan
|
13.265.00
|
11.5
|
7
|
Sorong
|
18.700.00
|
15.75
|
8
|
Raja
Ampat
|
11.901.00
|
10.32
|
9
|
Kota
Sorong
|
1.105.00
|
0.96
|
Sumber :
Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota se – Provinsi Irian Jaya Barat pada
tahun 2006.
Provinsi Papua Barat memiliki luas wilayah 115.363.50 km2 dengan
Kabupaten Teluk Bintuni merupakan Kabupaten terluas yaitu 18.658 km2
atau 16.17 % dari total luas wilayah Provinsi Papua Barat dan Kota Sorong
merupakan kabupaten dengan luasan terkecil yaitu 1.105 km2. Luas
wilayah kabupaten dan persentasenya terhadap Provinsi Papua Barat disajikan
pada berikut ini.
2. Letak
Geografis
Provinsi
Papua Barat terletak antara 0o,0” – 4o,0’’
Lintang Selatan dan 1240,00’’ – 1320,0”
Bujur Timur, tepat berada dibawah garis khatulistiwa dengan ketinggian 0 – 100
meter dari permukaan laut.
Tekanan
udara rata-rata di wilayah Provinsi Papua Barat seperti yang disajikan pada
Tabel diatas menunjukkan bahwa kabupaten Sorong dan Kota Sorong mempunyai
tekanan udara rata-rata tertinggi yaitu sebesar 1.010.7 mbs, sementara tekanan
udara rata-rata terendah terjadi kabupaten Fafak dengan tekanan udara rata-rata
sebesar 994.31 mbs.Sepanjang tahun 2005 curah hujan dibeberapa wilayah di
Provinsi Papua Barat tercatat bahwa curah hujan tertinggi terjadi di kabupaten
fafak yaitu sebesar 3.209 mm. Sementara curah hujan terendah terjadi di
Kabupaten kaimana yang curah hujannya hanya mencapai 127 mm.
3. Batas
Wilayah
Batas
geografis Provinsi Papua Barat adalah :
Sebelah
Utara
: Samudera Pasifik
Sebelah
Selatan : Laut Banda
Provinsi Maluku
Sebelah
Barat
: Laut Seram Provinsi Maluku
Sebelah
Timur :
Provinsi Papua
4. Iklim
dan Cuaca
Berdasarkan
hasil pencatatan suhu udara pada beberapa stasiun yang berada di Kabupaten /
Kota se-Provinsi Papua Barat pada tahun 2005 menunjukkan bahwa suhu rata-rata
tertinggi terjadi di kabupaten sorong dan kota sorong yaitu sebesar 27.70
derajat Celsius dan suhu udara rata-rata terendah berada di kabupaten fafak
yang hanya berkisar 14.50 derajat Celsius.
Provinsi
Papua Barat mempunyai kelembaban udara yang hamper sama antar Kabupaten / kota
yaitu berkisar pada 83.67 persen sampai 85 persen. Dimana angka terendah
terjadi di kabupaten manokwari dan yang paling tinggi di kabupaten fafak.
B.
Peralatan dan Perlengkapan Hidup
Banyak
senjata yang digunakan oleh masyarakat papua dalam bertahan hidup, seperti
halnya pisau belati yang merupakan senjata tradisional Papua. Selain itu mereka
juga sering menggunakan Tombak serta panah untuk berburu.
Selain
itu pula untuk bias bertahan hidup dari alam, mereka pun mendirikan rumah,
seperti halnya suku Dani yang memiliki tempat tinggal bernama Honai. Rumah
Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami
atau ilalang.Honai mempunyai pintu yang kecil dan tidak memiliki jendela.
Sebenarnya struktur Honai dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela
bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua.
C. Sistem
Mata Pencarian
Sistem
mata pencaharian di papua ini amat beragam, sesuai dengan dimana masyarakat itu
tinggal,
-
Penduduk daerah pantai dan kepulauan dengan ciri-ciri umum, rumah diatas tiang
( rumah panggung ), mata pencaharian menokok sagu dan menangkap ikan.
-
Penduduk daerah pedalaman yang hidup pada daerah sungai, rawa, danau dan lembah
serta kaki gunung. Pada umumnya bermata pencahariannya menangkap ikan, berburu,
binatang uatama yang diburu biasanya Babi, tapi dalam perjalanan orang sering
menangkap beraneka ragam binatang dan mengumpulkan hasil hutan.
-
Penduduk daerah dataran tinggi dengan mata pencaharianya berternak dan berkebun
secara sederhana
D.
Sistem Kekerabatan dan Sistem Organisasi Sosial
Umumnya
masyarakat papua hidup dalam system kekerabatan dengan menurut garis keturunan
ayah ( Partrilinea ).Budaya setempat berasal dari Melanesia. Masyarakat
berpendudukan asli papua cenderung menggunakan bahasa daerah yang sangat
dipengaruhi oleh alam laut, hutan dan pegunungan.
Beberapa
contoh system kekerabatan yang berlaku di Papua :
-
Masyarakat Dani tidak mengenal konsep keluarga batih, dimana bapak, ibu
dan anak tinggal dalam satu rumah. Mereka adalah masyarakat komunal. Maka jika
rumah dipandang sebagai suatu kesatuan fisik yang menampung aktivitas-aktivitas
pribadi para penghuninya. Dalam masyarakat Dani unit rumah tersebut adalah sili.
-
Pada dasarnya silimo / sili merupakan komplek tempat kediaman yang terdiri dari
beberapa unit bangunan beserta perangkat lainnya.
-
Perkampungan tradisional di Wamena dengan rumah-rumah yang dibuat berbentuk
bulat beratap ilalang dan dindingnya dibaut dari kayu tanpa jendela.Rumah
seperti ini disebut Honai.
-
Komplek bangunan biasanya terdiri dari unsur-unsur unit bangunan yang dinamakan
: rumah laki-laki ( Honai / pilamo ), rumah perempuan ( ebe-ae / ebei ), dapur
( hunila ) dan kandang babi ( wamdabu / wamai ).
- E. Bahasa
Di Papua ini terdiri ratusan
bahasa daerah yang berkembang pada kelompok etnik yang ada. Aneka Berbagai
bahasa ini telah menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi antara satu kelompok
etnik dengan kelompok etnik lainya. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia digunakan
secara resmi oleh masyarakat-masyarakat di Papua bahkan hingga ke pedalaman.
Kesenian dan Kebudayaan Papua :
Papua memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di dalamnya, kesenian
dan kebudayaan tersebut sangat unik dan menarik. Berikut beberapa kesenian dan
kebudayaan yang ada di Papua :
Bahasa
Terdapat ratusan bahasa daerah yang berkembang pada
kelompok etnik yang ada di Papua. Aneka Berbagai bahasa ini menyebabkan
kesulitan dalam berkomunikasi antara satu kelompok etnik dengan kelompok etnik
lainya. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia digunakan secara resmi oleh
masyarakat-masyarakat di Papua bahkan hingga ke pedalaman. Namun ada masyarakat
yang tidak mengerti bahasa Indonesia karena minimnya pendidikan yang ada di
Papua
Pakaian Tradisional
Pakaian adat Papua untuk pria dan wanita hampir
sama bentuknya. Pakaian adat itu memakai hiasan-hiasan seperti hiasan kepala
berupa bentuk burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari
manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Namun ada juga
masyarakat suku pedalaman Papua yang hanya menggunakan koteka dalam membalut
tubuhnya
Rumah Adat
Rumah adat Papua memiliki nama Rumah Honai, dimana
bahan yang diguanakan untuk membuat rumah Honai yaitu dari kayu dengan dan
atapnya berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Rumah
tradisional Honai mempunyai pintu yang kecil dan tidak berjendela. Umumnya
rumah Honai terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari lantai pertama untuk tempat
tidur sedangkan lantai kedua digunakan sebagai tempat untuk bersantai, makan,
serta untuk mengerjakan kerajinan tangan.
Tari Tradisional
Papua memiliki berbagai macam tarian yang unik dan
menarik, seperti tari selamat dating yang merupakan tarian khas papua yang
menggambarkan kegembiraan hati para penduduk dalam menyabut para tamu terhormat
yang datang ke wilayah mereka. Tari ini memiliki gerakan yang menarik, dinamik
dan dilakuakan dengan semangat
Senjata Tradisional
Papua memiliki senjata tradisional yang digunakan
untuk melawan musuh. Seperti pisau belati papua yang terbuat dari tulang kaki
burung kasuari dan bulu burung tersebut yang menghiasi pinggiran belati
tersebut. Namun ada senjata lain yang biasanya di gunakan yaitu busur dan panah
serta lembing yang digunakan untuk berburu
Makanan Khas
Makanan khas papua yaitu sagu yang di buat jadi
bubur atau yang dikenal dengan nama papeda. Masyarakat papua biasanya menyantap
papeda bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan
di bumbui kunyit dan jeruk nipis.
Alat Musik
Papua memiliki banyak alat musik tradisional salah
satunya yaitu tifa. Tifa merupakan salah satu alat musik pukul yang bentuknya
hampir mirip dengan gendang. Alat musik Tifa terbuat dari kayu yang mana pada
bagian tengah kayu tersebut dibuat lubang besar yang dibersihkan. Lalu diujung
salah satu kayu tersebut ditutup dengan mengunakan kulit rusa yang telah
dikeringkan yang berfungsi agar alat musik Tifa ini bisa menghasilkan suara
yang indah dan bagus
Kerajinan Tangan
Masyarakat papua biasanya membuat kerajinan tangan
yang di buat dari bahan-bahan yang tersedia dialam. Seperti kerajinan tas yang
bernama Noken. Kerajinan ini di buat dari kulit kayu yang di anyam, dan warna
yang diguanakan berasal dari pewarna alami akar tumbuhan dan buah-buahan. Noken
ini biasa di gunakan dan di bawah dengan menyangkutkan noken di atas kepala.
Sistem Kepercayaan
Sebagian masyarakat Papua masih memiliki
kepercayaan totemisme, sebagai bentuk kepercayaan yang memandang asal-usul
manusia berasal dari dewa-dewa nenek moyang, dan masih ada suku suku yang
tertutup atau tidak mau berhubungan dengan dunia luar. Namun beberapa
masyarakat Papua sudah memiliki dan memeluk agamanya yang resmi dari Indonesia
DAFTAR
PUSTAKA
Koentjaraningrat.2004.
manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan
About these ads
http://a62944.wordpress.com/2012/10/14/kebudayaan-papua/